EnglishFrenchGermanItalianJapaneseKoreanRussianSpanish

“Sei Baru Tewu"

Desa Sei Baru Tewu merupakan salah satu desa lokal masyarakat Suku Dayak Ngaju di Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi

Kalimantan Tengah. Keberadaan Suku Dayak Ngaju dapat dijumpai sepanjang Sungai Kahayan di Kalimantan Tengah. Cakupan wilayah desa itu terletak di bagian barat dan timur Sungai Kahayan

“Sustainable Village"

Desa Berkelanjutan selain mengintegrasikan kelestarian lingkungan, peningkatan ekonomi dan sosial budaya juga bisa menjadi obyek wisata desa yang menarik bagi wisatawan. Desa yang menerapkan konsep itu bisa dikategorikan Desa yang ramah lingkungan (Ecovillage).

“Pembelajaran di Luar Kelas"

meningkatkan kesehatan anak, melibatkan mereka dalam pembelajaran serta mendorong keterikatan anak dengan alam. Bermain bukan hanya mengajarkan keterampilan penting dalam kehidupan, seperti daya tahan, kerja sama, dan kreativitas, tetapi juga merupakan hal yang pokok bagi anak untuk menikmati masa kecil mereka.

“SDN Tahai Baru 2"

Memanfaatkan dedaunan di sekitar sekolah untuk dijadikan prakarya yang indah

Serunya Mendokumentasikan Fenomena Alam dan Budaya Kutai Barat

Senin, 18 Desember 2017

Sungguh pengalaman yang menarik dan seru mengikuti kegiatan pelatihan fotografi dan penulisan essay foto di wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur. Selama tiga hari (Tanggal 20-22 November 2017) acara ini gelar pada dua lokasi yang berbeda. Pada pagi hari pelatihan dilakukan di SDN 010 Bongan, Desa Jambuk Makmur dengan lima orang peserta, perwakilan siswa kelas lima dan guru. Di siang hari dilanjutkan dengan pelatihan di Sekretariat Club Sahabat Bumi Borneo (CSBB), Kec. Bongan, Kabupaten Kutai Barat. Sebanyak 14 orang anggota CSBB ikut ambil bagian dalam pelatihan ini. Sebagai fasilitator pelatihan yaitu Roy Candra Yudha dan Bambang Parlupi yang berasal dari Yayasan Sekolah Alam Digital (YSAD), Jakarta.

Materi yang disampaikan selama 3 hari dalam bentuk pelajaran teori (30%) dan praktek lapangan (70%) yang dilakukan di dalam maupun di ruang kelas. Dihari pertama para peserta dibekali tentang teori dan praktek bagaimana memegang kamera, membidik objek foto, membuka berbagai fitur dan fasilitas yang ada di kamera serta praktek memotret benda serta manusia. Seluruh kegiatan dilakukan di dalam areal taman dan kebun sekolah SDN 010 Bongan dan di sekitar sekretariat CSBB. Acara pada hari pertama diakhiri dengan tugas memotret (Hunting photo), dengan tema kehidupan masyarakat di sekitar areal sekolah dan kawasan Desa Jambuk Makmur.

Pada hari kedua, materi yang disampaikan adalah bagaimana memotret tentang kehidupan alam terbuka (flora dan fauna) serta memotret alam (Landscape). Teori dan praktek pun langsung dilakukan di sekitar lokasi. Setelah hasil foto dikumpulkan dari para peserta, satu-per satu hasil jepretan dibahas dan diduskusikan bersama-sama. Tugas memotret atau mencari gambar pun dilakukan pada hari kedua ini. Pada pelatihan di SDN 010 Bongan, peserta dibagi menjadi dua kelompok untuk “berburu” gambar di sekitar sekolah, yaitu kelompok guru dan kelompoik murid. Sedangkan pada pelatihan bagi anggota CSBB, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok memegang kamera digital yang dipinjamkan fasilitator. Seluruh hasil foto pada hari itu dipersentasikan oleh para peserta, lalu didiskusikan bersama oleh fasilitator.

Materi pembuatan essay foto, atau menulis artikel atau keterangan foto dilakukan pada hari ketiga. Kelompok peserta dibagi tiga yaitu kelompok pemuda, guru serta siswa. Tugas kelompok adalah memilih foto-foto yang menarik dan baik. Hasil jepretan selama dua hari itu diberi keterangan foto yang mendukung gambar. Termasuk juga mencantumkan siapa orang yang memotretnya.

Serunya pada hari ketiga ini hunting dilakukan di luar desa dengan mengunjungi kawasan Tanjung Isuy, Kec. Muara Nayan, Kutai Barat, yang berada sekitar satu jam berkendaraan motor. Desa ini merupakan desa adat Dayak Benua. Warganya masih mempertahankan adat istiadat tradisional dalam kehidupan sehari-harinya. Begitu juga saat mengunjungi Desa Resak Lama, yaitu sebuah desa yang masih alami yang dihuni oleh keturunan suku Dayak Bahau. Banyak obyek unik dan menarik yang menjadi “hasil buruan” para peserta pelatihan. Konsep foto human interest yang bernuansa budaya lokal banyak didapat dari para peserta.

“Senang rasanya bisa belajar foto dengan konsep yang baik dan menarik. Selama ini kami hanya bisa selfie saja dan memotret gaya-gayaan. Ternyata tidak sembarangan dalam mendokumentasi kegiatan. Ada tehnik tertentu agar menghasilkan foto yang mampu mengandung cerita yang menarik,“ ujar Rusdiana (17), aktivis lingkungan dari Kutai Barat, anggota Club Sahabat Bumi Borneo. 

Semoga kegiatan “Cakrawala Borneo“ ini bisa menambah wawasan peserta tentang pentingnya mendokumentasikan kegiatan masyarakat, seni budaya dan fenomena alam yang terjadi di kawasan Kutai Barat dan sekitarnya. Sebagai generasi muda, ayo tunjukan bahwa lewat seni fotografi mampu berkreasi dan berekspresi bagi pentingnya pelestarian alam dan budaya masyarakat tradisional di Kalimantan Timur khususnya dan dimanapun berada. (Teks: Bparlupi dan Foto: Roycy).



Para peserta pelatihan belajar motret alam dan budaya di sekitar Kecamatan Bongan, Kab. Kutai Barat, Kalimantan Timur.


Hasil foto para peserta didiskusikan bersama agar menghasilkan konsep foto yang menarik dan baik.

VIDEO TERKAIT

Serunya Mendokumentasikan Fenomena Alam dan Budaya Kutai Barat

Sungguh pengalaman yang menarik dan seru mengikuti kegiatan pelatihan fotografi dan penulisan essay foto di wilayah Kutai Barat, Kalimantan Timur. Selama tiga hari (Tanggal 20-22 November 2017) acara ini gelar pada dua lokasi yang berbeda. Pada pagi hari pelatihan dilakukan di SDN 010 Bongan, Desa Jambuk Makmur dengan lima orang peserta, perwakilan siswa kelas lima dan guru. Di siang hari dilanjutkan dengan pelatihan di Sekretariat Club Sahabat Bumi Borneo (CSBB).