EnglishFrenchGermanItalianJapaneseKoreanRussianSpanish

“Sei Baru Tewu"

Desa Sei Baru Tewu merupakan salah satu desa lokal masyarakat Suku Dayak Ngaju di Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi

Kalimantan Tengah. Keberadaan Suku Dayak Ngaju dapat dijumpai sepanjang Sungai Kahayan di Kalimantan Tengah. Cakupan wilayah desa itu terletak di bagian barat dan timur Sungai Kahayan

“Sustainable Village"

Desa Berkelanjutan selain mengintegrasikan kelestarian lingkungan, peningkatan ekonomi dan sosial budaya juga bisa menjadi obyek wisata desa yang menarik bagi wisatawan. Desa yang menerapkan konsep itu bisa dikategorikan Desa yang ramah lingkungan (Ecovillage).

“Pembelajaran di Luar Kelas"

meningkatkan kesehatan anak, melibatkan mereka dalam pembelajaran serta mendorong keterikatan anak dengan alam. Bermain bukan hanya mengajarkan keterampilan penting dalam kehidupan, seperti daya tahan, kerja sama, dan kreativitas, tetapi juga merupakan hal yang pokok bagi anak untuk menikmati masa kecil mereka.

“SDN Tahai Baru 2"

Memanfaatkan dedaunan di sekitar sekolah untuk dijadikan prakarya yang indah

Menciptakan Foto yang Berisi Pesan Lingkungan

8 Desember 2022, Bambang Parlupi/www.sekolahalamdigital.org

Ada baiknya sebuah foto mengandung makna yang tersembunyi. Sebuah foto yang tergolong baik mampu berisi pesan yang mendalam bagi orang yang melihatnya. Artinya, pesan yang disampaikan bisa berupa pernyataan atau ungkapan emosi. Ada juga pesan yang mempunyai unsur kejelasan maupun ketegasan.

Oleh karena itu pesan yang terkandung di dalamnya membutuhkan suatu subjek tentang apa yang ingin disampaikan. Sosok tersebut bisa dipilih berupa seseorang yang dikenal, pemandangan alam, tekstur suatu benda, bangunan atau bentuk-bentuk unik lainnya. Subyek yang tergolong baik dijadikan sebagai point of interest dan biasanya ditempatkan di foreground. 

Susunan yang lain berupa menambahan pesan dengan memasukkan bagian kedua, yakni konteks yang biasanya berupa background. Konteks tersebut memberikan relevansi, keberadaan, lokasi subjek dn sebagainya. Pesan dalam hal ini berupa kombinasi dua elemen yang sangat penting. yaitu subjek dan konteks. Sedangkan bagian dari tampak depan (foreground) dan latar belakang (background) bisa berarti menceritakan pesan tersebut. 

Sebagai seorang pemotret selayaknya perlu mengetahui hal apa saja yang tak perlu dimasukkan ke dalam suatu pesan dalam sebuah gambar foto. Apa saja yang bukan bagian dari subyek atau konteks dari pesan yang kita buat, diibaratkan sebagai duri dalam daging. Hal tersebut terasa mengganggu citra dari foto dan membuat pesan yang ingin disampaikan menjadi tidak jelas. 

Makanya lebih baik berusaha semaksimal mungkin mengurangi bagian-bagian yang tidak relevan di sekitar titik fokus. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membidik lebih dekat ke arah subyek atau bergeser mencari sudut bidik guna mendapatkan fokus yang lebih baik. Bila hal ini diibaratkan, seorang pelukis seringkali menciptakan seni gambar dengan menambahkan apa yang dia goreskan untuk memperkuat pesona gambar. Namun, sebagai pemotret ada baiknya menciptakan seni foto tersebut dengan pengurangan atau mengurangi bagian-bagian yang tidak perlu. 

Menonjolkan Warna

Ada beberapa hal yang mempengaruhi agar foto berisi pesan yang mendalam. Salah satunya meperhatikan susunan warna. Untuk menghadirkan dampak pada foto dapat dilakukan dengan memilih corak warna yang menonjol. Misalnya warna kuning dari sekuntum bunga, warna biru dari luasnya cakrawala, atau hijaunya kumpulan dedaunan. Secara umum, sebuah foto sebaiknya hanya memiliki satu subjek utama dan satu warna utama. Konsentrasikan hanya pada satu dari tiga warna primer: merah, biru atau kuning. Tiga warna dominan tersebut sangat baik bila diseimbangkan dengan warna-warna yang senada seperti merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan kuning dengan ungu. 

Salah satu cara untuk menonjolkan warna yaitu adalah dengan menggunakan filter polarizer. Cara yang lain yakni dengan membatasi range gelap ke terang. Coba hindari area yang terlalu gelap atau terlalu terang dibandingkan dengan subjek utama anda. 

Sedangkan yang lebih alami yaitu dengan memanfaatkan cahaya alam. Artinya dengan memilih waktu terbaik sesuai dengan tujuan pemotretan. Misalnya saat fajar tiba alam akan memancarkan cahaya berwarna pink. Sebaliknya pada waktu matahari terbit warna yang ditimbulkan yaitu cahaya keemasan. Sedangkan bila waktu pemotretan pada siang hari sangat tidak cocok untuk foto pemandangan maupun memotret manusia. Akan tetapi sangat pas bila dilakukan pemotretan artsitektur berupa gedung atau monumen. Pasalnya, warna bangunan dan detailnya dapat terekam dengan baik. 

Dengan bantuan cahaya alam atau memperhatikan situasi dan kondisi pencahayaan yang baik sangat mendukung dalam proses pembuatan foto yang lebih berkesan. Dikalangan fotografer ada waktu yang sering dinantikan dalam upaya merekam fenomena alam. Adalah istilah yang disebut magic hours , yaitu munculnya pesona cahaya berwarna keemasan dari cakrawala. Peristiwa tersebut biasanya terjadi beberapa saat sesudah matahari terbit (sunrise) dan sebelum matahari terbenam (sunset). Wah, pesona ini sunggung menawan untuk diabadikan.